portal kabar – Bus Raya Terpadu Trans Metro Dewata (TMD) di Bali resmi berhenti beroperasi mulai 1 Januari 2025. Pengumuman ini disampaikan melalui akun Instagram @transmetrodewata.
Selama ini, TMD menjadi salah satu pilihan transportasi umum yang membantu masyarakat Bali. Namun, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gusti Wayan Samsi Gunarta, menjelaskan bahwa penghentian ini terjadi karena tidak ada lagi dana dari pemerintah untuk mendukung operasional bus tersebut di tahun 2025. Sebelumnya, TMD beroperasi berkat subsidi dari Kementerian Perhubungan.
Samsi juga menyebutkan bahwa pihaknya masih berusaha bernegosiasi dengan Kementerian Perhubungan agar ada dana yang bisa dialokasikan untuk TMD, sehingga layanan ini bisa dilanjutkan sampai bisa dikelola sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Bali.
Pemerintah Provinsi Bali sudah menganggarkan dana untuk membeli layanan transportasi di satu jalur pada tahun 2025. Namun, masih ada banyak hal yang perlu dipersiapkan, seperti pengaturan organisasi dan pendanaan.
Diperlukan sekitar Rp80 miliar setiap tahun untuk biaya operasional dan manajemen bus. TMD mulai beroperasi pada 7 September 2020 dan telah melayani enam jalur di daerah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.
Keputusan untuk menghentikan layanan TMD mengejutkan banyak orang, terutama mereka yang bergantung pada bus ini untuk beraktivitas. Sejumlah pengguna layanan bahkan membuat petisi di change.org dengan judul “Lanjutkan Operasional Bus Trans Metro Dewata Sebagai Transportasi Publik di Bali,” yang sudah ditandatangani oleh lebih dari 6.000 orang.
Dyah Rosalina, yang memulai petisi tersebut, menyatakan bahwa banyak warga dan wisatawan yang tidak memiliki kendaraan pribadi dan akan kesulitan jika layanan TMD dihentikan.
pram
