Romo Aan dan H. Oding: Kolaborasi dalam Mewujudkan Impian Gereja di Bekasi

portal kabar – Pembangunan Gereja Ibu Teresa untuk umat Katolik di Lippo Cikarang, Cibatu, Cikarang Selatan merupakan sebuah perjalanan yang tidak hanya menyentuh aspek fisik dari bangunan tersebut, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial, budaya, dan politik yang mengikutinya.

Dalam suasana yang penuh kehangatan, Romo Antonius Suhardi Antara (Aan) berbagi cerita tentang perjalanan panjang pembangunan gereja paroki Lippo Cikarang. Di ruang kerjanya yang nyaman di Jalan Pinus, Meadow Green Lippo Cikarang, Selasa, 19-November, dirinya menceritakan berbagai elemen yang terlibat, termasuk tantangan, dukungan, dan nuansa politik yang meliputi proses ini.

“Kami mengundang H. Oding sebagai bentuk penghormatan kepada orangtua yang kontribusinya telah membawa kesejukan di Kabupaten Bekasi, bersama rekan-rekan lainnya,” ungkapnya.

Romo Aan mengenang bagaimana proses ini diawali dengan serangkaian diskusi antara pemimpin gereja, anggota komunitas, dan pihak pengembang. Diskusi ini melibatkan banyak pihak, termasuk pemangku kepentingan lokal dan pemerintah daerah.

Portal Kabar  Banjir Rob: Ancaman Serius bagi Ketahanan Pangan di Kampung Sembilangan

Salah satu tantangan utama adalah memilih lokasi yang strategis. Gereja paroki perlu berada di tempat yang mudah dijangkau oleh jemaat. Namun, pemilihan lokasi ini seringkali dipengaruhi oleh isu politik setempat, di mana beberapa pihak mungkin memiliki kepentingan tertentu terkait lahan yang akan digunakan. Kadang-kadang, lahan yang diinginkan sudah dimiliki oleh pihak lain atau terletak di zona yang tidak diperbolehkan untuk pembangunan tempat ibadah.

Sebagai seorang imam yang berdedikasi, Romo Aan berkomitmen untuk mengembangkan komunitas Katolik di Lippo Cikarang. Ia tidak hanya sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga aktif terlibat dalam setiap aspek pembangunan gereja paroki.

“Saya mengajak umat dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama merencanakan dan melaksanakan tujuan mulia pendirian gereja ini,” tambah Romo Aan sambil mengarahkan pandangannya kepada H. Oding, salah satu tokoh penting yang berperan dalam kelancaran proses perizinan saat itu.

Romo pun menjelaskan bahwa pembangunan gereja paroki di Lippo Cikarang bukanlah sesuatu yang instan. Ada berbagai tahapan yang harus dilalui, masing-masing dengan tantangan dan keberhasilan tersendiri.

Portal Kabar  Rapat Koordinasi PANRB: Mengintegrasikan Data untuk Peran Tenaga Non-ASN yang Jelas

H. Oding yang hadir pada kesempatan itu menekankan bahwa proses pembangunan gereja paroki Lippo Cikarang adalah contoh nyata bagaimana aspek fisik, sosial, dan politik saling terhubung. Dari perencanaan hingga penyelesaian, setiap langkah dipenuhi dengan dinamika yang kompleks. Gereja bukan hanya sekadar bangunan, ia adalah simbol harapan, persatuan, dan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

“Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, peran gereja dalam menjembatani perbedaan dan membangun dialog antarumat beragama menjadi semakin penting. Oleh karena itu, pembangunan gereja paroki Lippo Cikarang tidak hanya diukur dari megahnya bangunan, tetapi juga dari dampaknya terhadap komunitas dan masyarakat luas,” harapnya.

Ketika ditanya tentang Pilkada dan pandangannya terhadap pasangan calon, Romo Aan menyampaikan bahwa dinamika politik tetap ada, terutama terkait isu-isu saling klaim tentang siapa yang paling berjasa.

Portal Kabar  Pendidikan Berkualitas untuk Semua: Menggali Potensi Program Sregep

“Semua memiliki peran dalam menjaga, membantu, dan mendukung rumah ibadah kami. Terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Bekasi, pemerintah daerah, Pj Bupati Bekasi, serta para anggota DPRD, terutama tokoh-tokoh yang selalu membimbing kami untuk saling merajut dan membaur bersama budaya dan kepercayaan lain yang sangat kami hormati. Sejujurnya, hari ini kami juga mengundang Bapak Ade Kuswara, tetapi sayangnya beliau tidak dapat hadir,” ujarnya.

H. Oding berpesan agar semua berlangsung damai, rukun, dan Pilkada di Kabupaten Bekasi dapat berjalan lancar.

“Saya terharu dengan dukungan 100 orang yang mewakili jemaat gereja paroki dalam mendukung Ade Kuswara. Saya berpesan, utamakan kerukunan dan saling menghormati perbedaan. Semua pasangan calon, tidak peduli nomor urut berapa, adalah calon terbaik di Bekasi. Mari kita pilih yang baik dari yang terbaik dalam kedamaian,” tutup tokoh nyentrik ini.

bram ananthaku