portal kabar- Akhir-akhir ini, DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi tampaknya berusaha keras untuk menarik perhatian publik dan memperbaiki citra mereka. Salah satu cara yang kontroversial adalah dengan mengadakan acara besar yang diklaim bertujuan untuk menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Namun, ketika sebuah partai politik seperti Golkar lebih mementingkan acara senam sehat demi mendapatkan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), hal ini justru menimbulkan banyak pertanyaan negatif.
Acara yang diadakan di Telaga Asih, Kecamatan Cikarang Barat pada Sabtu, 16 November, mendapatkan banyak sorotan negatif.
Degul, seorang warga yang tinggal dekat lokasi acara, mempertanyakan motivasi di balik kegiatan tersebut. Apakah acara senam sehat ini benar-benar bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, atau hanya untuk mendapatkan pengakuan dari MURI? Jika tujuannya hanya untuk meraih rekor, maka acara ini bisa dianggap sebagai tindakan yang tidak masuk akal. Ketika sebuah partai politik lebih fokus pada citra dan pengakuan daripada kesejahteraan masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar peduli dengan isu yang mereka angkat.
“Acara yang terlihat megah ini, ternyata hanya dihadiri oleh segelintir orang dan berlangsung sebentar. Mungkin karena hujan deras. Namun, ajaibnya rekor MURI sudah disiapkan. Apakah ini karena acara serentak di seluruh Indonesia?, atau acara kampanye bagi Dani Ramdan sebagai calon Bupati Bekasi yang diusungnya,” ujarnya bingung.
Ketika sebuah partai politik terlihat memaksakan acara hanya untuk mendapatkan pengakuan, citra mereka di mata publik bisa menjadi buruk. Masyarakat mungkin akan melihat Golkar sebagai partai yang lebih mementingkan citra daripada substansi. Jika Golkar ingin membangun citra positif, mereka seharusnya fokus pada tindakan yang nyata dan berdampak, bukan sekadar mencari pengakuan.
Apalagi dengan masalah yang dihadapi Partai Golkar di Kabupaten Bekasi. Citra Ketua DPD nya yang konservatif dan cenderung drama selalu mendapatkan kritik dari masyarakat dan kadernya.
Secara keseluruhan, tindakan Golkar yang memaksakan acara senam sehat demi mendapatkan rekor MURI menunjukkan banyak aspek negatif yang perlu diperhatikan. Dari motivasi yang meragukan, penggunaan sumber daya yang tidak efisien, hingga dampak jangka pendek yang tidak berkelanjutan, semua ini menunjukkan bahwa acara tersebut lebih merupakan gimmick daripada upaya nyata untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Jika Golkar ingin menjadi partai yang benar-benar peduli dengan masyarakat, mereka perlu berfokus pada tindakan yang lebih substansial dan berdampak, bukan sekadar mencari pengakuan.
bram ananthaku
