portal kabar – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengingatkan bahwa pembatasan penggunaan media sosial dan gadget untuk anak-anak tidak boleh menghalangi mereka untuk mendapatkan informasi. Dia berpendapat, masih banyak konten yang bermanfaat untuk pengetahuan dan pembelajaran anak-anak.
Hetifah berkata, “Ada banyak materi pembelajaran yang bagus untuk anak-anak. Jika kita melarang sepenuhnya, kita harus pikirkan dampaknya bagi mereka.”
Dia juga menekankan pentingnya pemerintah untuk memberikan solusi alternatif dalam pemanfaatan waktu anak jika pembatasan ini diterapkan. “Pembatasan bukan berarti anak tidak boleh menggunakan gadget, karena ada manfaat dan juga kekurangan dari gadget,” ujarnya.
Dia memberi contoh tentang penggunaan gadget untuk mendapatkan informasi, seperti pengumuman libur yang dikeluarkan oleh pemerintah. Menurutnya, informasi ini penting agar anak-anak selalu update dengan berita terbaru.
“Misalnya, saat puasa, ada yang libur penuh dan ada yang hanya setengah. Setiap keputusan pasti ada konsekuensi yang harus dipikirkan agar tidak berdampak negatif,” lanjutnya.
Hetifah juga percaya bahwa gadget dan media sosial penting untuk memberi informasi kepada anak-anak, terutama yang tidak mendapatkan bimbingan dari orang tua. Oleh karena itu, dia menyarankan agar perlu ada pemilahan informasi yang baik.
“Yang penting adalah bagaimana membatasi atau memilih materi yang sesuai untuk anak. Juga perlu dipikirkan berapa lama anak boleh menggunakan gadget,” katanya.
Dia menekankan bahwa ini bukan tentang menolak teknologi, tetapi bagaimana pemerintah mengambil keputusan yang tepat dan melakukan sosialisasi serta evaluasi mengenai kebijakan tersebut.
Kementerian Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) juga telah mengusulkan pembatasan penggunaan media sosial dan gadget untuk anak. Mereka menyarankan agar sekolah tidak memberikan tugas kepada anak melalui gadget, tetapi menggunakan cara manual.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi, menyampaikan, “Kami mengusulkan kepada mendikdasmen untuk tidak menugaskan anak-anak lewat gadget, tapi melalui cara tradisional. Sekarang, semua tugas dapat dikirim melalui WhatsApp.”
Kementerian PPPA sedang membahas usulan tersebut dengan pihak terkait, dan Arifah setuju dengan pembatasan penggunaan media sosial dan gadget ini.
pram
